- 06 Februari 2023
- Administrator
- 2589 Kali
Bahagia Menjadi Seorang Guru
Kualitas Guru merupakan salah satu faktor penting bagi kesuksesan setiap siswa di sekolah. kebahagiaan seorang guru memiliki efek besar dan positif terhadap produktivitas dan kreativitasnya di sekolah. Emosi manusia merupakan unsur penting yang sering diabaikan dalam peningkatan produktivitas kerja. Padahal, jika emosi bisa dikelola dengan baik dan tepat, dampaknya adalah meningkatnya produktivitas dan kreativitas kerja.
Tingkat kebahagiaan seorang guru sangat menentukan produktifitas dan keberhasilan sekolah untuk bisa bertahan dalam mencapai keunggulan kompetitif di tengah pertumbuhan sekolah yang semakin ketat dengan persaingan berbagai fasilitas. Oleh sebab itu
pengembangan sumber daya guru sebagai bagian dari capital investment merupakan langkah yang amat strategis dalam proses pencapaian target dan visi pengembangan sekolah.
Lalu bagaimana sikap kita terhadap profesi yang kita jalankan sebagai seorang pendidik agar kita merasa bahagia. Kebahagiaan adalah ide yang sangat abstrak dan bersifat sangat subyektif. Kebahagiaan dapat terkait dengan tercapainya suatu keinginan atau kebutuhan kita. Tetapi kebahagiaan seorang guru sangat terkait dengan tanggung jawabnya mendidik dan mengajarkan nilai-nilai penting dan inspiratif terhadap para siswanya. Di sini sebagai seorang pendidik dalam menjalankan tugasnya tidak selalu berpikir seberapa materi yang kita peroleh jika mengajar dengan baik.
Berikutnya apakah mengajar dan kebahagiaan sebagai dua hal yang sejalan. Mengajar sebagai sebuah pekerjaan sering diartikan sebagai beban atau kewajiban yang harus dilakuakan sebagai konskuensi logis sebuah profesi. Namun sesungguhnya kebahagiaan
dan mengajar adalah dua sisi yang sangat berkaitan .Bahkan mengajar merupakan salah satu jalan mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Banyak para filosof yang berpendapat bahwa jalan menuju kebahagiaan tidaklah tunggal. Bisa jadi hal yang membahagiakan menurut kita belum tentu menyenangkan bagi orang lain. Salah satu alasan kita memilih profesi sebagai seorang guru adalah untuk memperoleh pendapatn secara materi. Tentu saja alasan yang bersifat materialistik bukanlah hal yang
salah.
Sebagai seorang manusia, guru dalam keseharian perlu pemenuhan kebutuhan yang bersiafat materialistik. Bukankah setiap manusia pada dasarnya materialis dan tentu kita tak akan menjadi manusia jika tidak materialis. Namun untuk mendapatkan kebahagiaan dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik materi bukanlah jaminan. Meskipun pada tahap-tahap tertentu materi membuat manusia merasa bahagia. Akan tetapi banyak riset mutakhir menunjukkan perhatian berlebih pada kepemilikan materi adalah tidak sehat. Orang yang mamandang tinggi nilai-nilai materilistis cenderung lebih tertekan, memiliki lebih sedikit teman dan hubungan yang kurang stabil. Mereka punya rasa ingin tahu yang rendah, kurang tertarik pada kehidupan, dan lebih mudah jenuh (Suwarno, 2012).
Tugas utama sebagai seorang pendidik pada dasarnya adalah menghantarkan peserta didik agar menggapai kebahagiaan dengan ilmu dan nilai-nilai yang kita tanamkan. Ketika kita berusaha menjalankan tugas-tugas sebagai seorang pendidik dengan sebaik-baiknya sehingga mampu menghantarkan murid-murid kita menjadi manusia-manusia yang bahagia disitulah kebahagiaan kita muncul. Tidak itu saja ketika mampu mengorkestrasi kelas yang ita ajar menajdi harmoni kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan maka timbul sebuah kebahagiaan yang tentunya sulit kita ungkapkan secara verbal.
Menjadikan kegiatan mengajar sebagai bentuk kegiatan yang tak lepas dari aspek religiusitas akan menjadikan kita lebih bahagia. Konsep bekerja adalah ibadah menuntun kita untuk lebih mengedepankan imbalan yang bersifat akhirat dibanding duniawi. Dengan mengedepankan ketulusan dan keikhlasan saat membimbing siswatentunya akan membuat hati kita lebih ringan dan sabar dalam mengahapai segala hambatan yang kita temui dalam kegiatan belajar mengajar. Ketidak ikhlasan justru sering menimbulkan kekecewaan. Akumulasi kekecewaan yang dirasakan justru menimbulka perasaan tidak bahagia.
Indikasi seorang guru tidak bahagia dalam menjalankan tugasnya adalah terlalu seringnya mengeluh. Keluhan-keluhan muncul sebagai bentuk kekecewaan-kecewaan terhadap pekerjaan yang dijalaninya. Guru dengan karakter tersebut, berpotensi menularkan perilaku buruknya kepada orang-orang disekitarnya. Bahkan dalam menjalankan tugas-tugasnya cenderung menyakiti peserta didik baik secara fisik maupun psikis. Rasa syukur yang besar terhadap Tuhan YME mendatangkan keindahan dan kebahagiaan. Rasa syukur membuat guru lebih bahagia, karena rasa syukur itu membuatnya dapat menjelaskan ilmu pengetahuan kepada para muridnya dengan bahasa yang positif pula. Ia akan lebih bahagia jika sikap yang positif serta ilmu pengetahuan yang ia sampaikan
menginspirasi para muridnya untuk lebih kreatif dan positif dalam menggunakan ilmu pengetahuan tersebut.
Tampaknya sumber dari kebahagian sebenarnya tidak terlalu jauh dari kita. Melalui profesi yang kita geluti kebahagiaan dapat kita peroleh. Dengan mengedepankan keikhlasan dan ketulusan dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik mendekatkan kita kepada kebahagiaan. Menyadari tugas seorang pedidik adalah memberi bekal kepada peserta didiknya menjadi manusia yang bahagia akan membuat kita juga lebih bahagia. Akhirnya buat apa kita sering mengeluh. Mengeluh akan membuat kita selalu tidak nyaman dalam menjalankan tugas.
Mencintai proses pembelajaran dengan memperluas wawasan ilmu pengetahuan melalui berbagai macam buku, seminar, kaset, radio dan lain sebagainya adalah sumber kebahagiaan seorang guru. Karena tanggung jawab seorang guru bukanlah sekedar menjelaskan subyek atau materi pelajaran, melainkan memberikan contoh sikap bahwa kemauan untuk terus belajar dapat meningkatkan kreatifitas dan memaksimalkan potensi diri. Seorang guru akan semakin bahagia jika mampu menginspirasi para siswa belajar
lebih giat.
Semakin bahagia dalam menjalankan tugasnya maka semakin meningkat pula kualitas pembelajaran yang dilakukan. Guru yang bahagia akan berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan berbagai cara. Dan seorang guru yang bahagia akan menularkan
kebahagiaan terhadap peserta didik dan rekan kerjanya. Mari, sebagai pendidik kita berusaha menularkan kebahagaiaan kepadq peserta didik kita dengan berusaha menjadi guru yang bahagia dalam menjalankan tugas-tugasnya.